Menjelang dini hari, tentunya waktu Indonesia timur otomatis lebih cepat 2 jam dari anda, sodara kami di barat sana…saat menulis ini kembali saya “terpaksa” menghisap beberapa cigarette putih buatan Surabaya – Indonesia, yang mungkin sebagian dari anda sudah tau itu. “Terpaksa” saya hisap lagi padahal beberapa waktu lalu MUI pernah bilang rokok itu haram (sudah jangan terlalu dalam di bahasnya).Mudah mudahan Tuhan YME mengampuni saya.amin.
Ceritanya berawal di suatu malam. Lokasi depan mess Kehutanan yang saya tinggali (setidaknya sampe diusir aja ma kantor).para pemain : liat aja di bawah. di depan kami tinggal ada sebuah keluarga berasal dari salah satu daerah pegunungan Papua yang merantau ke Jayapura,doski (dy) berumur sekitar 40-45 tahun,yang sejak dulu terkenal seantero Kotaraja-Abepura kehebatan nya minum miras, kl lagi mendem (Bahasa Jowo : baok/kobam/mabok) semua kata kata dikeluarkan baik yang masuk akal ataupun tidak.dan sebagian rakyat disitu kl doski sebut saja Pay Tua sedang mendem,,memilih untuk menutup pintu rumah mereka daripada urusan panjang.
Suatu malam doski pun mendem lagi dan tak pelak membuat gaduh sekitar Mess, dari menyanyi menyanyi sumbang sampe umpatan umpatan khas Papua seperti “ aaa,Peeelllaay kawan minum dua tiga gelas sampe maaaabuuuuuuk sampe maaabuuuuk!!” sambil menari memutar dengan tubuh kecinya ditambah brewok nya udah kaya karpet musolla (banyak banget boi).namun Sial tak bisa ditolak untung tak dapat diraih, pagi harinya saya bertemu doski didepan kantor dan masih dipengaruhi alcohol (ga tau berapa persen)..mau tidak mau kami terlibat percakapan, daripada dibuat “mata kotak,bibir picah,panta kuning”
Pay Tua, “ eh adik,,kesini kah!!!, ko minum kah tidak? Temani kaka disini “.Saya, “eh Pace, sa trada minum, trima kasih”. Pay Tua “ aah Pellaay, ya sutah ko temani saya disini,,” Saya “ Pace, tra takut ada Pace Wem kah (Kepala TU kami,yang terkenal garang dengan masalah2 seperti ini) kah?”.sambil mo senggol tapi ga kena, malah doski jatoh karna kehilangan seimbang, seraya berkata “Ahhh Pelay,,wen sa tra takut, jangan kan Wem, Menteri saja bicara depan saya, sa Traaaaaammmmmpeleng (cabok maksud doski),ha..ha,,seraya tertawa terbahak…...ternyata dibelakang kami orang yang dimaksud telah ada dari awal percapakan kami,tanpa kami sadari..
hahaha,tak pelak belum usai Pay tua tertawa,,sebuah tamparan melayang kemudian mendarat mulus di salah satu pipi Pay Tua,sampe terkujur..Pace Wem berkata“ ey Melki (nama sebenarnya Pay Tua), ko mabuk lagi?tra kapok kapok kamu saya nasehati??”. Pay Tua jawab “ ey bapa,mari minum”,belum lagi angkat botol,lagi lagi bogem mentah mendarat..Pace Wem “ ah ko kapala mabuk, ko tra takut sa?ko tra saying anak istrimu” Pay Tua “ ampun Pace,sa takut tadi becanda”.Pace Wem dengan muka merah padam“ah ko tipu tipu saja mo”. Dari tempat kita bincang Pace wem tarik kuping Pay Tua sampee rumah, Pay tua pun mengerang kesakitan depan banyak orang orang sekitar.klo dimarahin Ka TU aja di jewer apalagi dimarahin Pak Menteri bisa bisa di jewer pake eskavator.
Tulisan ini ikut mendukung program pemerintah Povinsi Papua untuk menekan dan menolak Minuman keras di wilayah administrasi Kota Jayapura,(note : tidak ada bayaran dalam bentuk apapun dari Pemkot Kota Jayapura atas tulisan ini, bukan nya tidak ada apresiasi,tapi memang Pak walikota ga pernah baca tulisan ini).
Kisah ini telah mendapat persetujuan dari penulis tapi tidak dengan pihak yang terkait, karena memang penulis tidak pernah meminta persetujuan dari pihak pihak tersebut.
luaar biasa..
BalasHapus