daoenbungkus
Tambah Tambah Suara...
Rabu, 23 Februari 2011
Minggu, 20 Februari 2011
“Sang Pemabuk dan Pak Menteri”
Menjelang dini hari, tentunya waktu Indonesia timur otomatis lebih cepat 2 jam dari anda, sodara kami di barat sana…saat menulis ini kembali saya “terpaksa” menghisap beberapa cigarette putih buatan Surabaya – Indonesia, yang mungkin sebagian dari anda sudah tau itu. “Terpaksa” saya hisap lagi padahal beberapa waktu lalu MUI pernah bilang rokok itu haram (sudah jangan terlalu dalam di bahasnya).Mudah mudahan Tuhan YME mengampuni saya.amin.
Ceritanya berawal di suatu malam. Lokasi depan mess Kehutanan yang saya tinggali (setidaknya sampe diusir aja ma kantor).para pemain : liat aja di bawah. di depan kami tinggal ada sebuah keluarga berasal dari salah satu daerah pegunungan Papua yang merantau ke Jayapura,doski (dy) berumur sekitar 40-45 tahun,yang sejak dulu terkenal seantero Kotaraja-Abepura kehebatan nya minum miras, kl lagi mendem (Bahasa Jowo : baok/kobam/mabok) semua kata kata dikeluarkan baik yang masuk akal ataupun tidak.dan sebagian rakyat disitu kl doski sebut saja Pay Tua sedang mendem,,memilih untuk menutup pintu rumah mereka daripada urusan panjang.
Suatu malam doski pun mendem lagi dan tak pelak membuat gaduh sekitar Mess, dari menyanyi menyanyi sumbang sampe umpatan umpatan khas Papua seperti “ aaa,Peeelllaay kawan minum dua tiga gelas sampe maaaabuuuuuuk sampe maaabuuuuk!!” sambil menari memutar dengan tubuh kecinya ditambah brewok nya udah kaya karpet musolla (banyak banget boi).namun Sial tak bisa ditolak untung tak dapat diraih, pagi harinya saya bertemu doski didepan kantor dan masih dipengaruhi alcohol (ga tau berapa persen)..mau tidak mau kami terlibat percakapan, daripada dibuat “mata kotak,bibir picah,panta kuning”
Pay Tua, “ eh adik,,kesini kah!!!, ko minum kah tidak? Temani kaka disini “.Saya, “eh Pace, sa trada minum, trima kasih”. Pay Tua “ aah Pellaay, ya sutah ko temani saya disini,,” Saya “ Pace, tra takut ada Pace Wem kah (Kepala TU kami,yang terkenal garang dengan masalah2 seperti ini) kah?”.sambil mo senggol tapi ga kena, malah doski jatoh karna kehilangan seimbang, seraya berkata “Ahhh Pelay,,wen sa tra takut, jangan kan Wem, Menteri saja bicara depan saya, sa Traaaaaammmmmpeleng (cabok maksud doski),ha..ha,,seraya tertawa terbahak…...ternyata dibelakang kami orang yang dimaksud telah ada dari awal percapakan kami,tanpa kami sadari..
hahaha,tak pelak belum usai Pay tua tertawa,,sebuah tamparan melayang kemudian mendarat mulus di salah satu pipi Pay Tua,sampe terkujur..Pace Wem berkata“ ey Melki (nama sebenarnya Pay Tua), ko mabuk lagi?tra kapok kapok kamu saya nasehati??”. Pay Tua jawab “ ey bapa,mari minum”,belum lagi angkat botol,lagi lagi bogem mentah mendarat..Pace Wem “ ah ko kapala mabuk, ko tra takut sa?ko tra saying anak istrimu” Pay Tua “ ampun Pace,sa takut tadi becanda”.Pace Wem dengan muka merah padam“ah ko tipu tipu saja mo”. Dari tempat kita bincang Pace wem tarik kuping Pay Tua sampee rumah, Pay tua pun mengerang kesakitan depan banyak orang orang sekitar.klo dimarahin Ka TU aja di jewer apalagi dimarahin Pak Menteri bisa bisa di jewer pake eskavator.
Tulisan ini ikut mendukung program pemerintah Povinsi Papua untuk menekan dan menolak Minuman keras di wilayah administrasi Kota Jayapura,(note : tidak ada bayaran dalam bentuk apapun dari Pemkot Kota Jayapura atas tulisan ini, bukan nya tidak ada apresiasi,tapi memang Pak walikota ga pernah baca tulisan ini).
Kisah ini telah mendapat persetujuan dari penulis tapi tidak dengan pihak yang terkait, karena memang penulis tidak pernah meminta persetujuan dari pihak pihak tersebut.
Kamis, 17 Februari 2011
Dari Relawan sampe Komersialisme....
Manusia manusia ajaib,yang bakal banyak dibahas dibawah,adalah Pemberian istimewa dan ga terlepas dari campur tangan Tuhan,tapi manusia2 ini memang sangat tidak direkomendasikan untuk diperkenalkan dan dekat dengan anak dibawah umur apalagi ade/sodara perempuan (buat yang punya),,karena dipastikan berdampak buruk,,hehehe. Mungkin manusia ini waktu sekolah sering bolos waktu pelajaran Pkn (dulu PMP) jadi ga terlalu paham sama pendidikan moral Pancasila…sorry dul..
Apa aja yang udah keluar atau yang bakal keluar dari mulut2 (lagi2 ajaib) mereka kadang memang ga pernah terpikir apalagi dipahami orang normal pada umum nya,pemikiran yang keluar baik itu yang serius atau sekedar candaan merupakan gaya orisinalitas anak muda,yang lugas,apa adanya dengan sedikit sok tau. Syukur Kami diberikan kelebihan OLeh Tuhan YME untuk mengerti pemikiran itu.
(maaf jika setelah foto ini ditampilkan,akan ada sedikit konflik intrepersonal dengan pasangannya, tidak bermaksud mengadu domba,namun hanya sekedar mengenang saja).
Entah,,,,mungkin dari sinilah awal perjalanan pertama saya dengan kalian,, perjalanan pertama sekaligus menjadi awal cerita,senyum,tawa,canda canda selanjut nya karena episode2 selanjutnya terjadi banyak peristiwa aneh sekaligus janggal..hahaha..
" Dari Relawan sampe Komersialisme" mungkin kata tersebut terlalu sentimentil untuk dijadikan title,mungkin lebih tepat nya " Dari relawan sosial sampe relawan komersial",,bukan bermaksud untuk menjustifikasi kalian tapi memang sebagian besar dari kami sudah banyak menghabiskan masa muda (yang dibilang indah) di tempat pekerjaan atau mencari uang, demi tujuan yang akan dicapai klo bisa dalem waktu dekat (nikah salah satunya)..
ini lah salah satu kepedulian kami sebagai pemuda harapan bangsa,walau pun tidak ada yang memperdulikan kami. setidaknya mengingatkan pada jaman jaman krisis pangan (jarang makan serta kurang asupan gizi)...
walaupun sudah jarang bersama karena kesibukan masing masing,itulah konsekuensi kami sebagai anak muda yang ingin punya masa depan yang "katanya" cerah...
walau saya di ujung timur sini kawan,,saya tetap mengingat kalian kawan,berharap akan ada perjalanan perjalanan berikutnya, di kesempatan, waktu,tempat yang berbeda..
Salam Ibu jari,,,klo kata orang sini bilang " Epen kah,,,Cupen To".......
Selasa, 15 Februari 2011
"Celoteh Cangkem"
Sebenarnya bukan terlambat atau baru saja tau tentang hal hal seperti ini,,tapi baru saja tertarik dan terinspisrasi untuk menuangkan beberapa dan seperti nya akan banyak lagi celoteh celoteh cangkem dalam media ini. Seperti yang didengung dengungkan The Panas Dalam (band bukan berasal dari Jakarta,apalagi Bogor),
"Yang tidak bisa bahasa Indonesia, Jangan ikuti kami bernyanyi".
Sepertinya memang tidak ada yang istimewa dari riwayat hidup seorang Ari Yudisthira, A.Md, yang sebagian besar menghabiskan waktu hidupnya di Kota Bogor yang kini sudah menjadi Kota Angkot (setidaknya sampai lulus kuliah). Karena sejak tahun 2010 medio Mei, Gusti Allah nu Agung memberi jalan hidup saya yang harus meninggalkan kota tersebut ke ibukota propinsi terujung di negeri ini (Lihat di Peta Rupa Bumi Indonesia keluaran TNI AD atau bisa dilihat di buku pelajaran geografi kelas 4 SD keluaran terbaru).
Hampir setahun sudah saya berkedudukan di kota ini sebagai salah satu dari ribuan masyarakat Indonesia yang memilih untuk mengabdi pada negeri ini menjadi PNS. memang ada beberapa perubahan dalam pola pikir saya, namun tidak sedikit juga perubahan berupa kemunduran yang kalau tidak dicermati dengan seksama akan terjadi proses "pembegoan" secara perlahan namun bukan tidak mungkin kemunduran secara permanen.
Oleh karena itu, saya buat ini, dengan desakan beberapa teman seperjuangan saya di klub yang saat ini saya bela (untuk episode klub ini akan dibahas pada postingnya selanjutnya). Diharapkan bisa berbagi keceriaan dan kedukaan..terimakasih...
salam damai dan salam olahraga.........
Langganan:
Postingan (Atom)